Kamu... kamu... kamu... pikiran yang terlintas lagi-lagi kamu. Entah mengapa menjadi seperti ini. Apa mungkin aku mencintaimu. Apa mungkin aku menyangimu. Apa mungkin aku merindukanmu(padahal hampir setiap hari ketemu). Mungkin itu semua.
Aku mencitaimu apa hanya karena fisikmu. Mata indah dengan alis tipis diatasnya. Hidung mancung dengan kulit putih bersih sehalus sutra(padahal gak pernah megang sutra). Dipadu bibir indah nan mudah senyum. Semua itu teraingkan sempuna menjadi wajah cantik maha suci Allah atas penciptaanya.
Inginku mencitaimu karena hatimu, tidak hanya dari fisikmu. Aku memang tidak tau pasti sifatmu itu seperti apa, tapi aku yakin kamu adalah seorang wanita sholehah. Aku akan berusaha menjadi orang yang sholeh karena ku yakin dirimu adalah seorang yang sholehah.
Selalu ingin kusapa dirimu ketika bertemu, namun selalu tak bisa aku melakukan itu. Inginku hanya sekadar senyum sederhana seikhlas hati aku mekarkan kepadamu, tapi aku selalu membeku dihadapanmu dan jantungku berdebar-debar tidak karuan. Aku tidak akan menyerah mencoba untuk menyapamu, walau hanya sekadar senyum :).
Mencintaimu bukan berarti aku akan menjadikanmu pacarku. Sungguh tak mau aku pacaran. pacaran jelas mendekati zina. Usahaku hanyalah do’a kepada Allah swt agar menjagamu untukku suatu saat nanti di usia yang tepat untuk melamarmu. Kini aku harus mengejar cita-citaku dan bertawakkal menunggumu.
Aku mencitaimu apa hanya karena fisikmu. Mata indah dengan alis tipis diatasnya. Hidung mancung dengan kulit putih bersih sehalus sutra(padahal gak pernah megang sutra). Dipadu bibir indah nan mudah senyum. Semua itu teraingkan sempuna menjadi wajah cantik maha suci Allah atas penciptaanya.
Inginku mencitaimu karena hatimu, tidak hanya dari fisikmu. Aku memang tidak tau pasti sifatmu itu seperti apa, tapi aku yakin kamu adalah seorang wanita sholehah. Aku akan berusaha menjadi orang yang sholeh karena ku yakin dirimu adalah seorang yang sholehah.
Selalu ingin kusapa dirimu ketika bertemu, namun selalu tak bisa aku melakukan itu. Inginku hanya sekadar senyum sederhana seikhlas hati aku mekarkan kepadamu, tapi aku selalu membeku dihadapanmu dan jantungku berdebar-debar tidak karuan. Aku tidak akan menyerah mencoba untuk menyapamu, walau hanya sekadar senyum :).
Mencintaimu bukan berarti aku akan menjadikanmu pacarku. Sungguh tak mau aku pacaran. pacaran jelas mendekati zina. Usahaku hanyalah do’a kepada Allah swt agar menjagamu untukku suatu saat nanti di usia yang tepat untuk melamarmu. Kini aku harus mengejar cita-citaku dan bertawakkal menunggumu.