Lihatlah Dari Sudut Pandang Yang Lain! Lalu Kerjakan!

Betapa malu diri ini kepada para anbiya' kepada Rasulullah saw, sahabat-sahabat beliau, para tabi'in, para ulama terdahulu, dan bahkan orang di sekitar yang tanpa berfikir untuk beribadah, mengerjakan kebajikan, dan membantu sesama.

Betapa naif diri ini yang selalu menimbang-nimbang amalan, mempertanyanyakan, dan masih saja berfikir menghambat pengamalan.

Dulu, para sahabat ketika Rasulullah saw. memerintahkan sesuatu kepada mereka atau bahkan hanya karena Rasulullah melakukan, mereka langsung melakukan mencontoh sebisa mereka tanpa bertanya apakah itu amalan wajib atau sunnah. Sudah terbangun di hati mereka keimanan yang kuat lagi kokoh. Maka imanlan yang mendorong kita berbuat baik

Kenyataannya pada diri ini, berusaha membangun iman mengokohkan lagi menguatkan. Eh, dihantam sedikit saja godaan langsung roboh. Sejatinya iman memang bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Membantu orang lain saling tolong menolong, saling menasehati adalah kebaikan-kebaiakan yang Allah perintahkan kepada kita. Namun, kita sadari banyak sekali pertimbangan yang kita lakukan. Contoh kecil, ketika kita disuruh orangtua untuk membelikan sesuatu sedangkan kita lagi asyik ngegame misalnya."le.. tumbasne ibu cabe." Kita jawab, "Sebentar bu tinggal sedikit." Kita berfikir kalu ditinggal nanti gak jadi menang, gak bisa naik level. Mungkin juga kita berfikir nanti dululah, ibu masaknya juga masih nanti. Bahkan ketika posisi kita capek, habis pulang sekolah, atau posisi PW. kita bilang "Itu lho mas Fulan gak ngapa2xin."

Kita sering memandang pekerjaan dari satu sudut pandang saja. Andai saja fikiran kita langsung menuju pada kebaikannya. Kita berfikir membantu ibu termasuk dari usaha kita untuk berbakti keadanya. Berbakti kepadanya adalah sebuah kewajiban anak kepada orang tua. Kalau kita menentang kewajiban maka bedosa. Kita melihat dari sudut pandang yang lain. Jika kita bisa melihat sesuatu dari sudut pandang kebaikan, akan lebih mudah melakukannya.

Dari paparan di atas kita tahu dengan iman dan tidak memandang remeh suatu amalan atau kita bisa memandang dari sudut pandang kebaikan akan memudahkan kita untung mengerjakannya mengumpulkan tabungan amalan untuk membeli jannah-Nya. Lihatlah dari sudut pandang yang lain! Lalu kerjakan! Wallahu A'lam bishawwab.