jurnal Ramadan - Ramadan Day #8

"Saudara sepupu sudah mapan perekonomiannya. Kakak lanjut s2 di Belanda. Adik ponakan menikah dengan teman manajernya. Sedangkan aku? kuliah gak selesai-selesai. Prestasi juga tidak membanggakan. Bagaimana nanti masa depanku?"

Kamu pernah merasakan juga? Overthinking dengan masa depan. Khawatir, ruwet, kalut, bingung. Tapi capek. Merasa gak kuat lagi untuk berlari. Sudah gak sanggup lagi untuk naik lagi selangkah. 

Mungkin kita terlalu memandang materi. Semua dinilai dengan materi. Kesuksesan di masa depan adalah ketika punya titel yang panjang, pangkat yang tinggi, dan harta yang melimpah. Apa semua itu salah?

Masa depan itu pasti. Surga atau neraka, yang belum pasti akan kemana kita nanti dimasukkan. "Apakah kalian mengira akan dimasukkan surga?" Tentunya kita perlu mempersiapkannya untuk mendapatkan surga.

Rezeki. Allah katakan "dan tidaklah hewan melata di bumi kecuali telah aku jamin rezekinya." Pun hewan yang melata yang tak memiliki akal telah Allah jamin rezekinya. Apalagi manusia. 

Rezeki bukan hanya soal harta, maka jangan sampai kita mempersempit nikmat Allah yang luas. Seorang yang memiliki harta melimpah, namun tak dikarunia anak. Seorang yang hidup sederhana dan merasa cukup, memiliki anak yang sehat dan sholeh.

Apa yang kita khawatirkan dari masa depan? Pekerjaan yang tak sesuai? Karena rezeki itu sudah dijamin, Jangan sampai kita bekerja dengan niat mencarinya. Rugi.

Allah belum menjamin kita masuk surga. Maka bekerja kita untuk 'ibadah, mencari pahala. Tentunya pekerjaan ini sungguh besar maka perlu itqan keahlian yang terus diasah, ihsan kehati-hatian karena Allah selalu mengawasi, dan ikhlas.

Jika seluruh dunia dihimpun menjadi satu tidak akan cukup membayar amal yang ikhlas. Tentunya ia tak akan bisa dibayar di dunia. 

Pada akhirnya, masa depan hakiki adalah di akhirat. Kita boleh merencanakan skenarionya di dunia, tapi Allah punya skenario yang lebih baik. 

Kepada masa depan, sikapi dengan prasangka baik, do'a terpanjang, ikhtiar maksimal dan tawakal terdalam. Bagaimana kiranya jika kita sudah tahu masa depan?

No comments: